Mimpi buruk menyergapku
Tercium napasnya busuk menyengat
Menghembuskan asap pekat
Ia benamkan tubuhku ke dalam guanya yang gulita
Aku pun tertatih-tatih mencari cahaya
Tetapi, sia-sia
Cahaya itu tak jua ada
Aku berteriak dan meronta
tetapi tak ada seorang pun mendengarkanya
Rongga-rongga gua murka
menyumpal mulutku dengan kotoran rawa-rawa
Tangan-tangan kurus berkuku runcing
membutakan aku dengan jelaga
Oh, dimanakah aku sebenarnya berada?
Gelap... gelap... gelap, hitam pekat
Kurasakan berjuta-juta lintah
menghisap darahku dengan rakus dan lekat
0 Response to "Dibalik Lipatan Awan Putih"
Post a Comment