Uninteded


You could be my unintended choice
to live my life extended
You could be the one
I’ll always love
You could be the one who listens to
my deepest inquisitions
You could be the one
I’ll always love

Kau sering bertanya padaku, mengapa aku bisa tiba-tiba memilihmu untuk menjadi istriku. Mengapa tiba-tiba aku jatuh cinta padamu. 
Biasanya kujawab dengan “entahlah”. Tapi, di lubuk hatiku, kupikirkan segala tanyamu itu. 
Ini bukan kebetulan, ini juga bukan tiba-tiba. Aku memang memilihmu. Bukan sebagai pengganti dirinya, karena dirimu dan dia adalah pribadi yang berbeda. 
Teman-temanku juga banyak yang bertanya mengapa harus dirimu. Biasanya juga kujawab "takdir". Tapi tidak, aku memang menyukaimu. 
Kau mungkin pilihan tak terduga. Olehmu, olehku, oleh teman-teman kita. 
Kita tidak pernah akrab sebelumnya. Di tempat yang seharusnya bisa mengakrabkan kita, kau memilih menjauh dariku. 
Bisa saja setelah perpisahanku dengannya, aku memilih orang yang baru sama sekali. 
Namun, kau tiba-tiba muncul, lewat campur tangan takdir, dan “entah” yang selalu mengiringi tiap kau menghubungi. Aku tidak tiba-tiba merasakan sesuatu padamu. 
Awalnya aku bahkan membencimu karena merangsek ke kehidupanku, yang sudah di isi dengan indah oleh seseorang sebelumnya. Tapi lambat laun, aku sadar, kau berbeda. 
Dari sebaris kalimat sakti, kau menyadarkanku bahwa kau jauh lebih istimewa dari dirinya. 
Kau mungkin pilihan tak terduga, tapi aku tahu pasti, bahwa kini hanya kaulah yang akan selalu kucinta. 
Tahu apa istimewamu? Kau pernah berniat memperjuangkan sebuah cinta yang tak mungkin, dan itu menggelitik nuraniku. 
Kau mendengar dalam diam, tak menghakimi apapun yang kukatakan, dan itu menenteramkanku. Terlebih, kau menerima apapun keadaanku, dan bersabar menunggu sampai yang singgah di hatiku pergi dengan sendirinya. Kau hebat,

----------------------------------------------------------

>> Index <<
>> Hiburan <<
>> Essay <<

0 Response to "Uninteded"

Post a Comment